PROJECTS

Project Dewatering System Geotextile Tube

Geotube work is the process of installing and using geotubes, namely tube structures made from geotextiles which are usually used for erosion control, coastal protection, land reclamation, sedimentation control and water management. Geotubes are usually made from geotextile material which is strong and resistant to damage by weather and the environment

Project Erotion Control

Erosion control work is an effort to prevent or reduce soil erosion caused by water flow, wind or human activity. Soil erosion can cause serious environmental damage, including loss of soil fertility, decreased water quality, and degradation of natural habitats

Project Ground
Anchor

Ground anchor work is the process of installing retaining structures that are embedded in the ground to provide structural stability to buildings or infrastructure in areas that are vulnerable to ground shifts or lateral pressure. Ground anchors are usually used in various construction projects, such as the construction of tall buildings, bridges, dams, or even earth retaining structures.

Project Rockfall Netting

Rockfall netting or rockfall catching work is the process of installing nets or wire structures to prevent rockfall from cliffs or mountain slopes. This is a common precaution in areas prone to rockfalls to protect roads, buildings, or other critical infrastructure from potential harm.

Project Silt Protector

The work of a silt protector or silt protector is an effort to prevent the spread of sedimentation (silt) from construction areas or agricultural sites to water sources such as rivers, lakes or drainage channels. Sedimentation can cause water pollution, block waterways, and damage natural habitats

Project Soil Nailing
Project Ground Anchor

Ground anchor (jangkar tanah) adalah struktur yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan bangunan, jembatan, atau struktur lainnya dengan mengikatnya ke tanah. Berikut beberapa pekerjaan yang terkait dengan ground anchor:

Pekerjaan Utama:

  1. Instalasi: Memasang jangkar tanah ke dalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran atau penggalian.

  2. Pemasangan kabel: Memasang kabel atau tali baja yang terhubung ke jangkar tanah dan struktur yang akan diikat.

  3. Penarikan kabel: Menarik kabel untuk memberikan tegangan yang cukup pada struktur.

  4. Pemantauan: Memantau kondisi jangkar tanah dan kabel secara berkala.

Pekerjaan Pendukung:

  1. Perencanaan: Merencanakan desain dan lokasi jangkar tanah.

  2. Pengeboran: Membuat lubang untuk jangkar tanah.

  3. Penggalian: Menggali tanah untuk memasang jangkar tanah.

  4. Pengujian: Menguji kekuatan dan stabilitas jangkar tanah.

  5. Perawatan: Melakukan perawatan rutin pada jangkar tanah dan kabel.

Jenis Ground Anchor:

  1. Jangkar tanah vertikal (Vertical Anchor)

  2. Jangkar tanah horizontal (Horizontal Anchor)

  3. Jangkar tanah inklinasi (Inclined Anchor)

  4. Jangkar tanah kabel (Cable Anchor)

Manfaat Ground Anchor:

  1. Meningkatkan stabilitas struktur.

  2. Mengurangi risiko kerusakan akibat gempa atau tanah longsor.

  3. Membantu mengontrol pergerakan tanah.

  4. Menghemat biaya perawatan jangka panjang.

Industri yang Menggunakan Ground Anchor:

  1. Konstruksi bangunan tinggi.

  2. Jembatan dan infrastruktur.

  3. Tambang dan pertambangan.

  4. Pekerjaan sipil dan arsitektur.

  5. Proteksi tanah longsor dan erosi.

Apakah Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang ground anchor atau pekerjaan terkait?

Soil nailing adalah teknik stabilisasi tanah yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan stabilitas tanah pada lereng, tebing atau gali yang dalam. Berikut adalah pekerjaan yang terkait dengan soil nailing:

Pekerjaan Utama:

  1. Pengeboran: Membuat lubang pada tanah dengan diameter dan kedalaman tertentu.

  2. Pemasangan baja: Memasang baja (nail) ke dalam lubang yang telah dibor.

  3. Injeksi beton: Mengisi celah antara baja dan tanah dengan beton.

  4. Pemasangan dinding penahan: Memasang dinding penahan untuk melindungi lereng dari erosi.

  5. Pemantauan: Memantau kondisi tanah dan baja secara berkala.

Pekerjaan Pendukung:

  1. Survei dan perencanaan: Mengidentifikasi lokasi dan desain soil nailing.

  2. Pengujian tanah: Menguji sifat-sifat tanah untuk menentukan jenis baja dan desain.

  3. Pemilihan bahan: Memilih baja dan beton yang sesuai.

  4. Pengawasan keselamatan: Memastikan keselamatan pekerja dan lingkungan.

  5. Perawatan: Melakukan perawatan rutin pada struktur.

Manfaat Soil Nailing:

  1. Meningkatkan stabilitas tanah.

  2. Mengurangi risiko tanah longsor.

  3. Menghemat biaya perawatan jangka panjang.

  4. Meningkatkan keselamatan.

  5. Mengurangi dampak lingkungan.

Industri yang Menggunakan Soil Nailing:

  1. Konstruksi jalan dan jembatan.

  2. Pembangunan bangunan tinggi.

  3. Tambang dan pertambangan.

  4. Pekerjaan sipil dan arsitektur.

  5. Proteksi tanah longsor dan erosi.

Jenis-Jenis Soil Nailing:

  1. Soil Nailing Konvensional.

  2. Soil Nailing dengan Sistem Pretension.

  3. Soil Nailing dengan Sistem Post-Tension.

  4. Soil Nailing dengan Baja Fiber.

Standar dan Regulasi

  1. ASTM D7400: Standar Amerika untuk desain dan konstruksi soil nailing.

  2. Eurocode 7: Standar Eropa untuk desain geoteknik.

  3. SNI 2827:2014: Standar Nasional Indonesia untuk desain dan konstruksi struktur tanah.

Apakah Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang soil nailing?

Project Shotcrete

Shotcrete adalah teknik pengecoran beton dengan cara menyemprotkan campuran beton ke permukaan yang akan dikerjakan menggunakan pompa tekanan tinggi. Berikut adalah pekerjaan yang terkait dengan shotcrete:

Pekerjaan Utama:

  1. Persiapan lokasi: Membersihkan dan menyiapkan permukaan.

  2. Pengecoran: Menyemprotkan campuran beton ke permukaan.

  3. Pemadatan: Memadatkan beton dengan vibrator atau alat pemadat.

  4. Finishing: Menghaluskan permukaan.

  5. Pemeliharaan: Memantau dan merawat beton.

Pekerjaan Pendukung:

  1. Perencanaan: Merancang desain dan spesifikasi teknis.

  2. Pengujian bahan: Menguji kualitas beton dan agregat.

  3. Pemilihan peralatan: Memilih pompa dan nozzle yang tepat.

  4. Pengawasan keselamatan: Memastikan keselamatan pekerja.

  5. Perawatan: Melakukan perawatan rutin.

Manfaat Shotcrete:

  1. Meningkatkan kekuatan struktur.

  2. Menghemat waktu dan biaya.

  3. Meningkatkan fleksibilitas desain.

  4. Mengurangi risiko kerusakan.

  5. Meningkatkan estetika.

Industri yang Menggunakan Shotcrete:

  1. Konstruksi bangunan tinggi.

  2. Jembatan dan infrastruktur.

  3. Tambang dan pertambangan.

  4. Pekerjaan sipil dan arsitektur.

  5. Rehabilitasi struktur.

Jenis-Jenis Shotcrete:

  1. Shotcrete basah (wet-mix).

  2. Shotcrete kering (dry-mix).

  3. Shotcrete fiber-reinforced.

  4. Shotcrete polimer-modifikasi.

Standar dan Regulasi:

  1. ASTM C1140: Standar Amerika untuk spesifikasi shotcrete.

  2. ACI 506R: Pedoman Amerika untuk desain dan konstruksi shotcrete.

  3. SNI 2847:2014: Standar Nasional Indonesia untuk spesifikasi shotcrete.

  4. Eurocode 2: Standar Eropa untuk desain struktur beton..

Peralatan yang Dibutuhkan:

  1. Pompa shotcrete.

  2. Nozzle.

  3. Selang tekanan tinggi.

  4. Vibrator.

  5. Alat pemadat.

Keselamatan Kerja:

  1. Menggunakan peralatan pelindung (sarung tangan, kacamata).

  2. Memastikan ventilasi yang baik.

  3. Menghindari kontak dengan beton basah.

  4. Mematuhi prosedur keselamatan.

Apakah Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang shotcrete?